mui sumbar
Rabu, 30 Mei 2018

Tipuan Kehidupan



Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa

Buya Gusrizal Gazahar - Tidak sedikit persoalan yang muncul di dunia ini, di antara faktor utama yang menjadi penyebabnya adalah kealpaan atau kelupaan manusia akan hakikinya kehidupan. Mereka menduga bahwa kehidupan dunia ini lah kehidupan yang hakiki, padahal Allah SWT telah memperingatkan kita semua dalam Firman-Nya QS. Al- Ankabut 29: Ayat 64, yang berbunyi:

وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْأَاخِرَةَ لَهِىَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ


"Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui."

Saya teringat dengan kisah Ibrahim bin Adham rahimahullah, ketika ditanya oleh seseorang di pinggiran kota Basrah tentang perkampungan.
"Dimana letaknya perkampungan yang berisikan rumah tempat manusia berhimpun dan gedung yang bagus?"
Ibrahim malah menunjukkan orang itu "berjalanlah kedepan"
ketika orang itu tidak menemukan apa-apa dia kembali bertanya "Yaa Syaikh, wahai orang tua, dimanakah perkampungan"?
Ibrahim bin Adham tetap berkata "berjalanlah kedepan",
anehnya orang itu tidak menemukan gedung-gedung tempat manusia hidup berhimpun, ia malah menemukan pemakaman.
Ketika itu Ibrahim bin Adham berkata kepada orang itu "sekarang engkau sedang berada di tengah perkampungan", apa kata orang itu kepada ibrahim "Yaa Syaikh, saya sekarang berdiri di antara kuburan bukan di tengah perkampungan", kata Ibrahim bin Adham, "disinilah perkampungan sedangkan yang disana adalah perkuburan".
"kenapa demikian?"
Kata Ibrahim bin Adham "orang2 yang berada di perkampungan tempat mereka berhimpun akan datang ke tempat ini, dan tak seorangpun yang telah tinggal ditempat ini kembali ke perkampungan itu".

Nah, manakah perkampungan hakikatnya?? Inilah yg perlu kita renungkan, agar kita jangan berbuat, bertindak dalam kehidupan ini seolah-olah disinilah tempat tinggal kita, seperti tak ada kematian yang akan menghinggapi kita, seolah kita bisa berkata kepada malaikat maut, untuk jangan dahulu, tunda sejenak, atau saya tidak mau.

Ketahuilah bahwa kematian apabila datang tak seorangpun yang dapat menundanya, rela atau tidak rela, suka atau tidak suka, dan diyakini setelah kematian tiba akan ada pertanggung jawaban, manusia tidak akan lolos dia akan melihat dan mempertanggung jawabkan apa yang telah ia lakukan di dunia.

Editor/Sumber: Reka Desrina Wati

Share :

facebook twitter google+ whatsapp


Lainnya :

  • Jangan Bersuluh di Siang Hari
  • Marhaban yaa Ramadhan
  • Jangan Lupa Kami dalam Munajatmu
  • Cadar ditakuti sehingga yang bercadar ditakut-takuti
  • Sudah Saatnya Ulama Basurau, Jemput Keluh Kesah umat
  • Maklumat MUI Sumbar tentang Larangan Perayaan Hari Valentine
  • Sudah Saatnya Bank Nagari Menjadi Bank Nagari Syari’ah
  • Membangun Branding Sumatera Barat
  • Dialog Dengan Pembina Guru PAI (Kanwil Kemenag Sumbar)
  • Koordinasi Berlanjut
  • MUI SUMATERA BARAT
    Situs Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat
    Komplek Masjid Agung Nurul Iman, Jalan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Telepon/Fax: (0751) 811599, (0751) 8956213. Email: muisumbar95@gmail.com, lppom.muisumbar@gmail.com
    Desktop Version