MUISUMBARORID -- Ketum MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa mengingatkan Al-Quran bukan hanya untuk dibaca tetapi untuk diamalkan
قال الزهرِي رحمه الله تعالى: (الْعِلْمُ أَفْضَلُ مِنَ العَمَلِ لِمَنْ جَهِلَ، وَالْعَمَلُ أَفْضَلُ مِنَ العِلْمِ لِمَنْ عَلِمَ).
Al-Zuhriy rahimahullah berkata:
Ilmu lebih afdhal daripada amal bagi orang jahil dan amal lebih afdhal daripada ilmu bagi seorang alim.
Apakah pernyataan beliau itu ada kebenarannya ?
Menjawab pertanyaan tersebut, saya teringat dengan riwayat Imam Abu Abdirrahman al-Sulamiy berikut ini:
" حَدَّثَنَا الَّذِينَ كَانُوا يُقْرِءُونَنَا أَنَّهُمْ كَانُوا يَسْتَقْرِئُونَ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَكَانُوا إِذَا تَعَلَّمُوا عَشْرَ آيَاتٍ ، لَمْ يُخَلِّفُوهَا حَتَّى يَعْمَلُوا بِمَا فِيهَا مِنَ
الْعَمَلِ ، فَتَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ وَالْعَمَلَ جَمِيعًا
Mereka yang mengajarkan kami bacaan Al-Quran menceritakan kepada kami bahwa sesungguhnya mereka minta kepada Nabi saw untuk diajarkan membaca Al-Quran.
Mereka senantiasa bila telah mempelajari sepuluh ayat, tidak mengiringinya (dengan ayat selanjutnya) sampai mereka mengamalkan kandungannya.
Maka kami pun mempelajari bacaan (Al-Quran) sekaligus pengamalannya. (Tafsir al-Thabariy)