PADANG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) memperingati milad ke-45 pada Jumat, 7 Agustus 2020. MUI mengakui tantangan ke depan tidaklah ringan di era revolusi industri 4.0 dan era disrupsi.
Menyikapi itu, Ketum MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar Dt Palimo Basa mengatakan sesuai ungkapan yang disampaikan Ibrahim al-Udzriy, tantangan itu mulai dari penyelewengan ajaran Islam yang kerap dilakukan oleh orang yang ghulub dalam menjalankan agama, kemudian asumsi maupun pemahaman yang tidak mengakar pada Ajaran Islam.
Katanya, pada berusia 45 tahun ini MUI tetap menjaga keistiqomahannya sesuai dengan 9 orientasi dan 7 peran MUI dengan tetap memjaga indepedensi MUI, dimana independensi MUI tidak bisa ditawar oleh siapapun dan bagaimanapun, jika itu terus dilakukan maka tugas keummatan akan berjalan semestinya, namun jika MUI terseret arus kekuasan demi kepentingan syahwat maka ummat akan kehilangan haluan dan jadi mangsa yang empuk oleh kalangan tertentu.
"Kita tidak rela semua itu terjadi, maka perjuangan itu harus terus berlanjut dengan izin Allah SWT, amanah bukan hanya titipan tetapi adalah kewajiban kepada Allah SWT. MUI harus tegas membawa izza menyandang khidmah keummatan serta menegakan wibawa ulama," tutup Buya. (RI)
