PADANG -- Ketum MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar mengungkapkan Jika ingin tahu tentang Keagungan Rasulullah saw bagaikan mentari di siang hari. Dimana sinarnya tetap mencerahkan bumi walaupun sebagian manusia buta sehingga tak mampu memandangnya.

"Keagungan beliau diakui oleh kawan dan lawan. Seorang kaisar romawi (Hiraklius) yang sezaman dengan beliau pun tak bisa menyembunyikan kekagumannya ketika mendengarkan jawaban panglima Quraisy (Abu Sufyan), sehingga ia berkata: Jika apa yang engkau katakan itu benar, maka ia akan menguasai tempat dimana dua telapak kaki saya ini berada. (HR. al-Bukhari)".

Namun melebihi pengakuan seluruh makhluq. ada kesaksian yang tak tertandingi oleh apa dan siapapun, yaitu kesaksian dari Yang Maha Benar: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung". (QS. al-Qalam 68:4)

"Jadi. memang benar bahwa penghinaan yang dilakukan oleh siapapun dan dengan cara bagaimanapun tak akan merendahkan keagungan Rasulullah saw.
Beliau tidak akan hina karena dicaci, beliau tak jatuh karena dimaki dan beliau tak akan ternoda karena dicela,

Namun ingat, kita sebagai umat beliau yang bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullah dalam setiap syahadat, kita salami dalam setiap sholat, kita sebut dengan penuh cinta dalam setiap shalawat dan kita nyatakan bahwa warisan beliau adalah jaminan hidayah bila dipegang erat-erat, menjadi hina dan malu bila diam saja melihat dan mendengar kehormatan dan keagungan rasulullah saw direndahkan oleh manusla-manusia bejad tak bermartabat," tutupnya. (RI)