mui sumbar
Kamis, 22 April 2021

Menilik Buya Haji Djalaluddin Dari Masa Kecil Hingga Jadi Ketum MUI Sumbar kedua



Buya Djalaludin

MUISUMBAR.OR.ID -- Buya Haji Djalaluddin lahir pada tanggal 10 Maret 1917 di Malalak, sebuah negeri di lereng Gunung Singgalang, tak berapa jauh dari kampung HMD. Dt. Palimo Kayo, yaitu. Di daerah inilah Buya Djalaluddin memulai jenjang pendidikan dasar yang waktu itu Indonesia masih di bawah penjajahan Hindia Belanda, disebut dengan Vervolog School (Sekolah level SD sekarang).

Buya Djalaludon tamat Vervolog School pada tahun 1927. Bisa dikatakan di sekolah ini merupakan pendidikan "umum". Maka pada saat yang bersamaan beliau juga mengikuti pendidikan agama yang di sana disebut "Madrasah Islam".

Namun, di madrasah ini beliau belajar selama setahun, lalu pada tahun berikutnya Buya Djalaluddin melanjutkan pendidikan ke Thawalib School di Lembah Sianok Bukittinggi di mana di sini dirinya belajar kepada Syekh Abdul Muin.

Tidak begitu diketahui berapa tahun beliau belajar di Thawalib School, Karena belakangan Buya Djalaluddin melanjutkan pendidikan di Sumatera Thawalib Parabek Bukittinggi dan berguru dengan Syekh Ibrahim Musa sampai pada tahun 1934. Di sela-sela aktivitas belajarnya di Sumatera Thawalib Parabek, Buya Djalaluddin ternyata masih menyempatkan diri belajar secara tidak langsung dengan Syekh Djamil Djambek, Inyiak daud Rasyidi (ayah dari HMD. Dt. Palimo Kayo) hingga Syekh Haji Karim Amrullah atau yang dikenal dengan julukan Inyiak doctor yang juga ayah dari Buya Hamka. Caranya menurut buya adalah, pada hari-hari tertentu Buya Djalaluddin dan teman-teman datang ke surau Inyiak Doktor.

Sesampainya di sana, Inyiak Doktor lantas bertanya; "Kalian berguru sama siapa? Kami (Buya Djalaludin kecil dan kawan-kawan)menjawab, "Dengan Syekh Ibrahim Musa Parabek". Siapa lagi? Tanya Inyiak Doktor. Kami (Buya Djalaludin kecil dan kawan-kawan) menjawab, "Syekh Abdul Muin". Nah kalau begitu masuklah ke kamar itu! Seraya menyuruh masuk kamar perpustakaannya. "Bacalah apa saja buku yang kalian kehendaki, kemudian tanyakanlah apa saja yang belum kami pahami.

Lalu kamipun (Buya Djalaludin kecil dan kawan-kawan) asyik membaca. Setelah itu Inyiak Doktor pun menjelaskan apa yang belum kami pahami.

Demikianlah Buya Djalaluddin mengenang masa-masa belajarnya di waktu muda. Pola belajar seperti itulah yang dilakukan dirinya tatkala belajar dengan Inyiak Doktor, Inyiak Daud Rasyid dan Inyiak Djamil Djambek.

Pada tahun 1985, Buya Djalaludin yang sebelumnya menjabat Ketua Komisi Fatwa MUI Sumbar terpilih sebagai Ketum MUI Sumbar menggantikan Buya Mansoer Dt Palimo Kayo. (RI)

Editor/Sumber: Rahmat Ilahi (Kang Rie)

Share :

facebook twitter google+ whatsapp


Lainnya :

  • Mengenal Buya Mansoer Dt Palimo Kayo Ketum MUI Sumbar Pertama periode 1968-1985
  • Mutiara Ramadhan Buya Gusrizal: Bahagia dan Sedih
  • Shabar dan Syukur, Pakaian Lengkap Seorang Mukmin
  • Mutiara Hikmah Buya Gusrizal: Si Lemah dalam Kesewenangan
  • Mutiara Hikmah Buya Gusrizal: Belajar Dari Rasa Lapar
  • Maklumat dan Tausiah MUI Sumbar Soal Menyambut Ramadhan di Masa Pandemi
  • Buya Gusrizal Terima Kunjungan Tim Sekretariat DPR RI di Bukittinggi
  • Kata Buya Gusrizal Senioritas Bukan Jaminan
  • Ini Kata Ketum MUI Sumbar Soal Aurat Orang Hidup
  • Inilah susunan dan personalia lengkap Dewan Pimpinan MUI Sumbar Periode 2020-2025
  • MUI SUMATERA BARAT
    Situs Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat
    Komplek Masjid Agung Nurul Iman, Jalan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Telepon/Fax: (0751) 811599, (0751) 8956213. Email: muisumbar95@gmail.com, lppom.muisumbar@gmail.com
    Desktop Version