MUISUMBARORID -- Orang yang melepaskan diri dari petunjuk ayat-ayat Allah Swt adalah bagaikan anjing yang senantiasa menjulurkan lidahnya sambil terengah-engah.
Seorang alim yang mengkhianati hidayah ilmunya seperti Balam Ibn Baura, dijadikan Allah Swt sebagai perwujudan perumpamaan di atas.
Al-Qutaibiy mengatakan, :
كل شيء يلهث إنما يلهث من إعياء أو عطش إلا الكلب فإنه يلهث في حال الكلال وفي حال الراحة وفي حال العطش
"Segala sesuatu bisa terengah menjulurkan lidah, namun hanya karena lelah kecuali anjing. Sesungguhnya ia menjulurkan lidahnya dalam kondisi kepayahan, dalam keadaan nyaman dan juga dalam keadaan haus".
Suatu perumpamaan yang sangat hina bila dibandingkan dengan kedudukan orang yang berilmu dalam firman Allah swt:
{... ۖ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ} [المجادلة : 11]
“... Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. al-Mujadalah 58:11)
Ini adalah peringatan bagi kita semua yang terlanjur di”buya”kan, di"ustadz"kan, di-"kyai"kan atau apapun gelaran yang belum tentu patut kita sandang.
Sikap dan perilaku kita ternyata bisa menjungkirbalikkan kedudukan kita di hadapan Allah swt.
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ