mui sumbar
Senin, 25 Januari 2021

Dugaan Pemaksaan Jilbab pada Siswi Nonmuslim, Buya Gusrizal Datangi SMK 2 Padang



Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Dt Palimo Dt. Palimo Basa bersama pihak sekolah

MUISUMBAR.OR.ID, PADANG -- MUI Sumbar secara prinsip menghormati proses internal, namun kalau persoalan tersebut diseret-seret ke luar tentunya MUI tidak tinggal diam.

Ketum MUI Sumbar Buya Gusrizal Dt Palimo Basa mengungkapkan Kehadiran MUI hari ini ke SMK negeri 2 Padang untuk mengkonfirmasi data yang sudah didapat. Data ataupun kronologis yang sudah diinvestigasi, cuma MUI Sumbar tidak ingin hadir secara fisik demi menghargai urusan internal tetapi adanya pihak luar karena sudah ditarik-tarik ke ranah yang lebih luas makanya MUI perlu menyikapinya secara komprenhensif.

Buya Gusrizal menegaskan dalam kasus ini tidak ditemui adanya unsur pemaksaan. Kemudian di dalam syariat Islam tidak ada hukum Islam yang terkait masalah ini sampai menyentuh nonmuslim dengan kewajiban.

Selain itu, MUI Sumbar memaklumi sikap dari sekolah dalam upaya menegakkan aturan yang telah disepakati pihak siswi dan orang tua dengan pihak sekolah. Itu malah sudah disetujui dengan pernyataan tertulis untuk memenuhi tatib yang selama ini berlaku.
Sekarang kalau seandainya ada sikap berbeda dari pihak orang tua, tentu pihak sekolah berhak mempertanyakan.

Sampai saat ini, belum ada hukuman dan keputusan apapun dari pihak sekolah. Nah, unsur pemaksaannya di mana ?
Kalau tatib yang dibuat selama ini, tidal bisa pula dikatakan melanggar karena tatib itu telah diketahui oleh para orang tua termasuk non muslim.

"Kalau memang harus dirubah khusus untuk non muslim, sampaikan melalui mekanismenya. Ada komite yang bisa jadi saluran keinginan itu. Kalau tiba-tiba membawa ke luar lembaga pendidikan, ini tak benar," ujar Buya Gusrizal Gazahar Dt Palimo Basa di SMK 2 Padang, Senin, (25/1/2021).

"Adapun sikap MUI terkait persolan apa yang sudah berlaku di ranah minang itu sudah benar tegak di atas nilai kearifan lokal, itulah hak asasi, itulah kultur yang harus dipahami sebagai kebhinekaan. Jika yang sengaja merusak tatanan tatanan tersebut, yakinlah ulama Sumbar tidak akan tinggal diam," katanya.

Buya Gusrizal mengharapkan pihak yang berkuasa tidak menggunakan kekuasaannya dengan menyentuh hal yang sensitif yang sudah berjalan lama tidak hanya bulan bahkan sudah berlangsung 20 tahunan. (RI)

Editor/Sumber: Rahmat Ilahi (Kang Rie)

Share :

facebook twitter google+ whatsapp


Lainnya :

  • Nasehat Buya Gusrizal: Salah Sasaran Berketerusan
  • Buya Gusrizal: "Lembaga Bertuah, Jangan Berlunau"
  • Nasehat Buya Gusrizal Gazahar: Berempatilah!
  • Soal Pengangkatan Kapolri oleh Presiden, Begini Respon Buya Gusrizal
  • Mutiara Hati Buya Gusrizal: Intelektual Berperangai Syaithan
  • Ketum MUI Sumbar Buya Gusrizal Ingatkan Pemerintah Tidak Paksakan Masyarakat yang Enggan Divaksin
  • Komisi Fatwa MUI Akan Tuntaskan Fatwa Vaksin Sebelum 13 Januari
  • Buya Gusrizal: Disaat Kebaikan Diselubungi Kabut Sehingga Tak Terlihat Dengan Jernih, Sebaliknya..
  • Mutiara Hati Buya Gusrizal: "Tidak Semua Yang Luput, Bisa Dijangkau"
  • Nasehat Menyejukkan Buya Gusrizal: Janganlah Terlambat Sadar
  • MUI SUMATERA BARAT
    Situs Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat
    Komplek Masjid Agung Nurul Iman, Jalan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Telepon/Fax: (0751) 811599, (0751) 8956213. Email: muisumbar95@gmail.com, lppom.muisumbar@gmail.com
    Desktop Version