MUISUMBAR.OR.ID -- Istilah "rahmatan lil alamin" (rahmat untuk semesta alam) dilekatkan oleh Allah swt kepada Kehadiran Muhammad saw sebagai Rasulullah.
وَمَاۤ اَرۡسَلۡنٰكَ اِلَّا رَحۡمَةً لِّـلۡعٰلَمِيۡنَ
Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam (QS. Al-Anbiya 21: 107)
Hanya saja kita tidak mau bertanya lebih jauh mengapa beliau disebut "rahmatan lilalamin" dan bagaimana beliau bisa berperan sebagai "rahmatan lilalamin" serta tugas apa yang beliau jalankan sebagai "rahmatan lilalamin" ?
Jawabannya tidak perlu dicari dalam konsep manapun karena Allah swt telah menjawabnya pada ayat selanjutnya :
قُلۡ اِنَّمَا يُوۡحٰۤى اِلَىَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمۡ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ ۚ فَهَلۡ اَنۡـتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. Maka adakah kamu sekalian menjadi orang-orang Islam (berserah diri kepada-Nya)". (QS. al-Anbiya 21:108)
Jadi, Rasulullah saw menjadi rahmat dengan mendakwahkan ketauhidan dan mengajak manusia masuk Islam.
Nah, apakah bisa diterima pernyataan mereka yang mengatakan "Islam Rahmatan Lillalamin" dengan jargon "semua agama sama", "tidak boleh merasa benar sendiri dalam beragama", "tidak boleh mencap orang berbeda keyakinan agama sebagai kafir" dan lainnya. Kalau ada juga yang bisa menerima penalaran seperti itu, apakah dia masih punya nalar entah tidak ???!!!.
Buya Gusrizal Gazahar Dt Palimo Basa