PADANG - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumbar H. Hendri mengaku bersyukur atas Rakerda Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar 2015-2020 di Aula Masjid Nurul Iman Padang, Sabtu (10/2/2018).
Apalagi, jelasnya, tema diangkat tentang Membawa Izzah menyandang Khidmah.
Diskusi bersama Narasumber acara Rakerda
Menurut Kakanwil Kemenag Sumbar, keduanya sangat relevan. Dimana peran ulama sangat dibutuhkan pada era digital ini
"Izzah merupakan kemuliaan dan kehormatan. Khidmah artinya tanggung jawab yang besar, "katanya dalam pembukaan Rakerda MUI Sumbar di Aula Masjid Nurul Iman, kemarin, Sabtu (10/2/2018).
Rapat kerja daerah dihadiri perwakilan MUI kab/kota
"Kami salut kepada MUI Sumbar yang terus bergerak memberikan perhatian yang besar kepada Umat, saya harap sinergi perlu ditingkatkan," tuturnya.
Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar mengatakan Tema yang diangkat adalah “Membawa izzah menyandang khidmah” karena tema ini sangat relevan kondisi sosial egaliter masyarakat Sumbar.
"Pergerakan ulama tidak hanya dengan bertausiah tetapi dengan fokus edukasi tarbiyah dengan proses pembinaan umat. Dahulu ada kategoti masjid nagari yang dipimpin Imam, khathib dan Bilal nagari, surau suku yang dikelolah tokoh adat yaitu malin suku dan surau buya yang dibuat untuk ulama kharismatik ikutan masyarakat. Surau buya bergerak dengan mandiri namun dalam pengelolaan para buya dan bukan hanya tempat kajian semata tetapi juga wadah pembinaan secara kontinue," jelasnya.
Selain itu, MUI Sumbar belum lama ini melahirkan Deklarasi Serambi Mekkah salah satu poinnya adalah penolakan LGBT.
Poin lainnya adalah penolakan terhadap aliran Syiah dengan berbagai sektenya yang dilarang di Sumbar, lanjutnya, ulama bersungguh-sungguh mendorong aktif kembali para ulama dalam gerakan dakwah amal makruf nahi mungkar. (RI)
Foto bersama pengurus MUI se-Sumbar pada acara Rakerda