mui sumbar
Kamis, 27 Juni 2019

Pantang Berselimut Gelap, Enggan Terbuai Lelap



Pituah no. 44 dt palimo basa

MUISUMBARORID -- Bila kamu tak ingin menjadi "Manusia tertidur dalam terang", bangunlah segera karena malam telah berakhir, fajar telah menyinsing.

Islam itu bagaikan mentari yang didatangkan oleh Allah swt untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan.

{يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ} (المائدة : 16)

"Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus". (QS. al-Maidah 6:11)

Bila "terjaga dalam gelap" menggelisahkanmu, maka carilah pelita untuk menerangi jalan kehidupan.
Janganlah seperti orang yang terkurung dalam kegelapan yang menyelimutinya sebagimana peringatan Allah swt dalam firman-Nya:

{أَوَمَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} (الأنعام : 122)

"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan". (QS. al-Anam 6:122)

Bila kamu tak ingin dilalaikan oleh dirimu dan dikurung oleh keadaan yang meliputimu, maka jadilah hamba Allah yang mau bersuluh dikala gelap, pandai melangkah di saat terang serta ingatlah selalu nasehat Ali Ibn Abi Thalib ra berikut ini:

الناس نيام فإذا ماتوا انتبهوا

"Manusia tertidur, apabila mati maka baru terjaga".

Sadarilah bahwa kenyamanan seorang mukmin bukanlah dalam buaian dunia ini tapi di saat langkahnya mencapai titik tertentu di akhirat kelak, sebagaimana ungkapan Muadz Ibn Jabal ra:

إن المؤمن لا يسكن روعه حتى يترك جسر جهنم وراءه

"Sesungguhnya seorang mukmin, tak akan tenang rasa cemasnya melainkan setelah meninggalkan jembatan neraka di belakangnya".

Editor/Sumber: Rahmat Ilahi (Rijoe)

Share :

facebook twitter google+ whatsapp


Lainnya :

  • Tak Semua yang Berhasrat, Mampu Berkhidmat
  • Mereka Berangkat Haji dengan Uang Sendiri Bukan Subsidi
  • Bagai Minum Air Laut, Makin Diminum Makin Haus
  • Sediakan Tempat Duduk Bila Tuan Persilahkan Mereka Masuk
  • Buya Dt. Palimo Pituah No.40 : Dekat Ulama Tak Bersuluh
  • Buya Dt Palimo : Jungkir Balik Nilai Ulama
  • Buya Dt. Palimo : Lidah Menyusun, Tangan Merusak
  • Buya Amir Syarifuddin : Dima Nagari Ka Salasai, Parewa Nan Diangkek Manjadi Penghulu
  • Buya Nasrun Haroen Sosok Bersahaja, Aktivis dan Penulis Produktif
  • Pituah No. 37, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
  • MUI SUMATERA BARAT
    Situs Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat
    Komplek Masjid Agung Nurul Iman, Jalan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Telepon/Fax: (0751) 811599, (0751) 8956213. Email: muisumbar95@gmail.com, lppom.muisumbar@gmail.com
    Desktop Version