MUISUMBARORID -- Ketum MUI Sumbar, Buya Gusrizal Dt Palimo Basa mengungkapkan Untuk sampai ke puncak tawakkal kepada Allah swt, jalan berliku yang terbentang akhirnya berujung kebuntuan.
Tidak bisa dihindari, manusia akan terhantar ke dalam keputusasaan terhadap uluran tangan makhluk.
Namun ada sesuatu yang tidak difahami oleh para penikmat buah kezhaliman bahwa dalam titik nadir itulah, ketergantungan kepada Allah swt dari mereka yang teraniaya menjadi bulat utuh, tak sumbing sedikitpun.
لا يصل العبد حق التوكل حتى انسدت أمامه كل الأبواب تعرضت في وجهه لنهاية الأسباب
"Tidak akan sampai seorang hamba kepada hakikat tawakkal (kepada Allah swt) hingga tertutup di hadapannya seluruh pintu (pertolongan makhluk) dan terhampar di hadapannya titik akhir seluruh sebab (usaha mencapai tujuan)".
Akhirnya, mereka semua akan melihat hakikat kebenaran firman Allah swt berikut ini:
(أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ) (النمل : 62)
"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kondisi sangat sulit apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah bersama Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu sekalian mengingati(Nya)". (QS. al-Namal 27:62)